Senin, 04 Mei 2015 0 komentar

Ganti Nama Panggilan

Sejak kecil, aku selalu memperkenalkan diriku dengan menggunakan nama pertamaku, Maulana. Karena faktor silabel yang terlalu banyak dan pengucapan yang agak ribet, akhirnya banyak orang membuat nickname yang bermacam-macam demi memudahkan p
Kadang ada juga yang memanggilku Darth Maul
engucapan namaku: Mol, Maul, Lana, Nana, Olan, Ul, Mau, Lan, bahkan waktu SMA ada yang tega-teganya memanggilku Mau-Mau, yang menurutku lebih cocok menjadi nama anjing peliharaan.

Konon katanya, aku dinamai dari seorang ulama, syeikh sufi dari Persia yang datang ke pulau Jawa, tepatnya di Gresik. Kononnya lagi beliau adalah generasi pertama dari Wali Songo, atau sembilan orang penyebar agama Islam yang kisah-kisahnya lumayan kesohor itu. Maulana Malik Ibrahim, atau biasa dikenal dengan Sunan Gresik.

Jika kita lihat dari konteks historis kebudayaan Muslim Turki-Persia abad pertengahan, maka tampaknya Maulana adalah sebuah gelar keulamaan. Mungkin saja, Sunan Gresik itu nama aslinya Malik Ibrahim, sedangkan Maulana adalah scholarly title yang ia sandang. Sampai sekarang pun, di beberapa kebudayaan Muslim masih mengenal kata Mullah (dari bahasa Arab Maula). Gelar Maulana (Mevlana) kini sering diidentikkan dengan tokoh sufi Jalaluddin Balkhi, yang dikenal dengan nama Rumi. Orde tarekat sufi yang menisbatkan pada dirinya pun dinamai tarekat Mevlevi (Maulawi).

Jadi, demi mencegah dibuatnya nickname yang semakin lama malah terdengar semakin konyol, dan atas dasar latarbelakang historis bahwa Maulana mestinya adalah sebuah gelar, bukan proper name, maka aku memutuskan untuk mulai memperkenalkan diri sebagai Malik.  Lebih simpel dan mudah diucapkan.

 * * *

Beberapa minggu yang lalu, ketika bertemu dan sembang-sembang bersama beberapa mahasiswa Malaysia, responden untuk tugas kelompok sosiolinguistikku, aku mulai memperkenalkan diri sebagai Malik.

"Just call me Malik, by the way," kataku ketika memperkenalkan diri kepada tiga orang gadis beretnis Tionghoa dan seorang pemuda beretnis Tamil yang menjadi responden tugas kelompokku.

"Oh, Zayn Malik from One Direction?" kata salah satu anggota kelompokku yang mencoba melucu.

"No, I'm from the wrong direction," jawabku ngasal. Tak dinyana, mereka semua malah tertawa.

"That's a good one!" kata respondenku yang beretnis Tamil.

Well, membuat orang tertawa pada pertemuan pertama hanya dengan beberapa kata adalah prestasi luar biasa bagi pribadi dengan skill sosial yang cetek seperti aku ini. Tapi, hey! Aku sudah bisa membuat beberapa orang dari negara tetangga tertawa. Lawakanku bisa jadi sudah berstandar internasional.

Maybe I should have my own comedy show?
 
;