Handphone-ku hilang.
Jadi, hari Jumat kemarin, untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan aku kembali Jumatan di masjid kampus. Biasanya sih aku Jumatan di masjid kampus ITB, yang memang lebih dekat dari kosanku, tapi hari itu aku memutuskan untuk Jumatan di kampus. Rencananya, sebelum dan sesudah Jumatan aku ingin menggarap silabus dan handbook TOEFL di taman kampus FISIP dan sekitar sekre BEM.
But things turned out differently.
Setelah Jumatan, aku memutuskan untuk membeli beberapa potong roti dan sebotol air mineral sebagai makan siangku sebelum pergi ke taman FISIP untuk mengetik. Warung tempat aku beli itu memang cukup sesak. Ruangannya tidak memungkinkan untuk melayani lebih dari lima orang, kurasa. Apalagi orang-orang dengan volume tubuh sepertiku.
Siang itu, keadaan warung pun cukup sesak. Ada beberapa orang yang tengah berbelanja ketika aku datang. Akupun masuk, mengambil sebotol air mineral dan dua potong roti, kemudian membayar kepada bapak pemilik warung. Ketika berlangsung transaksi, aku merasakan sesuatu di dalam tasku, seperti ada yang membuka zipper-nya, akupun menjulurkan tangan kebelakang untuk memeriksanya. Tapi saat itu kupikir tidak ada apa-apa. Lagipula, mana mungkin orang mau mencuri di tengah keramaian Gerbang Lama seperti itu?
Ketika aku sampai ke taman FISIP, dan bersiap membuka laptopku, handphone Andromax R2 warna hitam metalik itu tiba-tiba kusadari raib dari kantong tasku. Hilang begitu saja.
Praktis, sepanjang siang hingga sore itu, rencanaku untuk bekerja gagal total. Selain shock, aku juga disibukkan dengan melacak gawaiku melalui Google Device Manager. Nihil, siapapun yang berhasil memegang gawaiku pasti sudah mematikannya. Jejak GPS di Google Maps hanya berujung di warung tempat aku berbelanja tadi.
Andromax R2 yang aku beli dari hasil mengajar berminggu-minggu itu lenyap digasak pencuri.
* * *
Meskipun Jatinangor memiliki banyak hal yang patut disyukuri, dalam hal kriminalitas tempat ini bisa dibilang cukup ngeri. Handphone, dompet, hingga motor sering jadi sasaran empuk para maling.
Banyaknya mahasiswa di tempat ini menjadikan ia semacam tambang emas bagi para kriminal berotak jahat. Mereka tak segan-segan membobol kamar kosan, bahkan melakukan kekerasan demi merampas benda-benda berharga. Oleh karena itu, ada baiknya jika kita berjaga-jaga agar tidak menjadi korban.
Berikut beberapa tips yang bisa dipraktekkan supaya kita tidak menjadi sasaran:
1. Biasakan kunci kamar kos ketika bepergian keluar.
Kosan sebagai tempat menyimpan barang-barang berharga sering jadi target utama. Karenanya, jangan pernah lupa mengunci kamar kosan ketika bepergian keluar, supaya tidak memberi peluang kepada para kriminal untuk beraksi. Jika ada pengaman tambahan seperti selot atau gerendel pintu, gunakanlah agar kemungkinan maling dapat membobol masuk jadi lebih kecil.
2. Jangan biasakan membuka jendela kamar ketika tidur atau istirahat siang.
Meskipun pintu kita sudah terkunci rapat, para penjahat tidak segan untuk mencoba membobol kamar dengan merogoh kunci melalui jendela yang terbuka lebar. Jika ingin membuka jendela untuk menyegarkan sirkulasi udara, pastikan kamu sedang di dalam, dan sedang dalam keadaan sadar sepenuhnya.
3. Parkirlah kendaraan di tempat yang disediakan, atau di area yang terdapat tukang parkir.
Beberapa tempat kos di Jatinangor memiliki posisi yang tidak strategis untuk kendaraan. Letaknya yang harus melewati gang-gang sempit membuat motor atau mobil tidak bisa masuk. Ini kadang membuat orang yang berkunjung memilih untuk memarkir kendaraannya di pinggir jalan Jatinangor. Hindari parkir sembarangan di pinggir jalan. Jika tidak memungkinkan untuk memarkir kendaraan di tempat yang mudah diawasi, parkirlah di tempat-tempat yang terdapat tukang parkir yang mengatur. Jangan lupa gunakan pengaman berlapis seperti kunci ganda, kunci dingdong, atau gembok ban.
4. Jika tidak ada yang bisa dititipi, bawa barang bawaan anda sendiri, awasi dengan hati-hati.
Adakalanya repot juga memang kalau harus bawa gendongan atau jinjungan ke mana-mana. Kadang kita butuh seseorang yang bisa dititipi barang ketika kita sedang butuh ke kamar mandi, misalnya. Kecuali kepada orang terdekat yang anda percayai, jangan gampang menitipkan barang berharga pada orang lain. Walau repot, tetap lebih aman membawanya sendiri walaupun orang yang anda titipi tidak berniat mencuri.
5. Jika anda pikir Masjid aman dari pencurian, pikir lagi.
Ironis memang, sebuah tempat di mana disebut dan dibacakan kalam Tuhan tetap tidak steril dari tindak pencurian. Memang begitu kenyataannya. Jika anda sedang shalat, taruh barang bawaan anda di tempat yang lagi-lagi gampang diawasi. Beberapa masjid menyediakan ruang di mihrab, di sebelah imam, sebagai tempat menyimpan barang bawaan. Beberapa yang lain menyediakan ruang antar shaf yang cukup lebar untuk sebuah ransel, jika demikian taruh ransel dalam posisi horizontal di depan batas sujud. Selain mudah diawasi, ransel juga dapat berfungsi sebagai sutrah. Jika tidak ada tempat di mihrab dan di sela-sela shaf, letakkan ransel atau bawaan dalam posisi vertikal di atas sajadah. Posisikan sedemikian rupa sehingga ketika sujud tubuh anda akan melingkupi barang bawaan tersebut, dan pastikan posisi barang bawaan tidak menyulitkan untuk duduk iftirosy atau tawarruk.
6. Ketika berada dalam situasi keramaian yang sesak, pegang barang berharga anda erat-erat, atau letakkan dalam posisi yang mudah dijangkau.
Ini yang harusnya aku lakukan kemarin, tapi yang sudah terjadi ya sudahlah. Intinya, ketika dalam posisi yang sangat crowded, pegang erat-erat barang berharga anda (dompet dan gawai, misalnya), atau taruh di tempat yang mudah dijangkau. Misal anda menggunakan ransel, gendong ransel tersebut di depan dada supaya lebih mudah dijangkau dan diawasi.
Secara teologis, apapun yang sudah terjadi pada diri kita hakikatnya sudah tercatat dalam takdir Tuhan, dan tidak ada seseorang atau sesuatu apapun yang dapat menghalangi jika kehendakNya sudah dititahkan. Namun, sebagai manusia tugas kita adalah berikhtiar, memilih cara-cara dan sarana supaya kita memperoleh takdir Tuhan yang terbaik.
Ketika sudah jadi korban, maka tugas kita adalah untuk bersabar. Jika dalam posisi belum menjadi korban (na'udzubillah), maka tugas kita adalah sebisa mungkin menghindar dan menjaga.
Stay safe.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


0 komentar:
Posting Komentar