Namun ketika dia memasuki aula kastil itu, si anak muda bukannya menemukan orang bijak tersebut, melainkan terlihat kesibukan besar di dalamnya: para pedagang berlalu lalang, orang-orang bercakap-cakap di sudut-sudut, ada orkestra kecil sedang memainkan musik lembut, dan ada meja yang penuh dengan piring-piring berisi makanan-makanan
Si orang bijak mendengarkan dengan saksama saat anak muda itu menjelaskan maksud kedatangannya, namun dia mengatakan sedang tidak punya waktu untuk menjelaskan rahasia kebahagiaan. Dia menyarankan anak muda itu melihat-lihat sekeliling istana, dan kembali ke sini dua jam lagi.
"Sementara itu, aku punya tugas untukmu," kata si orang bijak. Diberikannya pada si anak muda sendok teh berisi dua tetes minyak. "Sambil kau berjalan-jalan,
Anak muda itu pun mulai berkeliling-kel
"Nah," kata si orang bijak, "apakah kau melihat tapestri-tapest
Anak muda itu merasa malu. Dia mengakui bahwa dia tidak sempat melihat apa-apa. Dia terlalu terfokus pada usaha menjaga minyak di sendok itu supaya tidak tumpah.
"Kalau begitu pergilah lagi berjalan-jalan,
Merasa lega, anak muda itu mengambil sendoknya dan kembali menjelajahi istana tersebut, kali ini dia mengamati semua karya seni di langit-langit dan tembok-tembok. Dia mengamati taman-taman, gunung-gunung di sekelilingnya, keindahan bunga-bunga, serta cita rasa yang terpancar dari segala sesuatu di sana. Ketika kembali menghadap orang bijak itu, diceritakannya dengan mendetail segala pemandangan yang telah dilihatnya.
"Tapi di mana tetes-tetes minyak yang kupercayakan padamu itu?" tanya si orang bijak.
Si anak muda memandang sendok di tangannya, dan menyadari dua tetes minyak itu sudah tidak ada.
"Nah, hanya ada satu nasihat yang bisa kuberikan untukmu," kata orang paling bijak itu. "Rahasia kebahagiaan adalah dengan menikmati segala hal menakjubkan di dunia ini, tanpa pernah melupakan tetes-tetes air di sendokmu."
(Dikutip dari "The Alchemist" karya Paulo Coelho)


0 komentar:
Posting Komentar